Wednesday 7 December 2016

Dua Ribu Guru Menumpuk di Ketapang

KETAPANG - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Ketapang, Jahilin membenarkan saat ini memang masih terjadi penumpukan guru di Kota Ketapang dan sekitarnya. Khususnya guru status pengawai negeri sipil menurutnya lebih kurang 2 ribu guru.
“Penumpukan guru itu terjadi di Kecamatan Delta Pawan, Benua Kayong, Muara Pawan, Matan Hilir Selatan dan Matan Hilir Utara. Jumlahnya khusus yang PNS sekitar 2 ribu orang tidak termasuk guru berstatus kontrak,” paparnya.
Hal tersebut terjadi karena ketika guru di tempatkan di pedalaman. Para guru itu terkendala beberapa hal seperti akses jalan, tidak ada rumah dinas dan lain-lain.
Sehingga guru tidak betah bahkan terkadang terpaksa harus pulang ke Kota Ketapang.
Menurutnya jika Pemerintah menyiapkan fasilitas seperti rumah dinas agar guru di pedalaman bisa menetap.
Misalnya jika ada guru bertugas 20 tahun di pedalaman. Maka rumah dinas diserahkan menjadi milik pribadi guru tersebut.
“Mungkin hal tersebut bisa mengatasi persoalan dan guru-guru tidak ada lagi menumpuk hanya di kota dan sekitarnya. Namun saat ini akses jalan sulit dan masih ada di sekolah yang tidak ada memiliki rumah dinas,” ungkapnya.
Ia menjelaskan mengatasi penumpukan guru juga bisa melalui program mobile teacher atau program guru dari wilayah padat guru ke daerah kekurangan guru. Tapi program itu belum bisa dijalankan karena banyak guru bersuamikan Polisi, Tentara dan lain-lain.
Sehingga guru tersebut harus mengikuti suaminya yang bertugas di kota. Sebab itu mengatasi persoalan ini menurutnya perlu pemikiran matang. Namun pihaknya sudah mengantisipasi dan mencegah semakin menumpuknya guru di kota Ketapang.
Di antaranya mengimbau kepala sekolah di kota agar tidak menerima guru pindahan dari pedalaman jika tak memiliki persyaratan lengkap dan sesuai aturan. Terhadap guru di kota juga diminta tidak menuntut tunjangan sertifikasi dan tambahan penghasilan.
“Kita minta guru di kota tidak menuntut tunjangan dan penghasilan tambahan jika tidak bisa mencapai jam mengajar 24 jam dalam sepekan. Jadi itu memang resiko mereka mengajar di perkotaan,” ujarnya. (bnd)

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Ahmad Ardiansyah | Suppord by Universitas Tanjungpura - Pontianak | Kalimantan Barat