Zonaamansiswa.com -Penggunaan
Bahasa Melayu merupakan perekat suku serumpun, sehingga komunikasi tutur tidak
mengalami hambatan. Perlu dipahami, Kalimantan Barat memiliki lima
kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu Kabupaten
Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu. Lintas batas yang resmi
digunakan untuk berkunjung ke Malaysia dan sebaliknya adalah melalui Aruk
(Sambas), Jagoi Babang (Bengkayang), Entikong (Sanggau), dan Badau Kabupaten
Kapuas Hulu. Perbatasan
darat Kalimantan Barat dengan Serawak Malaysia Timur membentang sepanjang 966
kilometer, mempunyai luas sekitar 2,1 juta hektar. Perbatasan Kalimantan Barat
dengan Sarawak Malaysia meliputi 5 wilayah Kabupaten yaitu; Kabupaten Sambas,
Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu dengan 15 Kecamatan dan 98 Desa. Berbicara
mengenai pendidikan, di kawasan perbatasan tersebut memerlukan lebih banyak
perhatian dan sentuhan. Kondisi
Pendidikan di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia terjadi ketimpangan yang
sangat mencolok. Di Malaysia, sekolah dibangun dengan baik, serta dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang representatif. Sementara di daerah perbatasan
Indonesia tidak ditemukan kondisi sperti itu. Sehingga tidak mengherankan jika
banyak warga diperbatasan memilih sekolah di Sarawak ketimbang sekolah di
negeri sendiri. Letak geografisnya sangat jauh dari ibu kota
provinsi dan kabupaten, menjadi alasan mengapa pendidikan di sana kurang
perhatian dan sentuhan. Alasan lain adalah belum ada akses jalan darat yang
memadai, saluran komunikasi melalui telepon seluler maupun kabel tidak
tersedia, dan belum terjangkau aliran listrik. Kondisi geografis di daerah
perbatasan menyulitkan banyak anak mendapatkan akses pendidikan. Di beberapa
perkampungan atau dusun di perbatasan Kalimantan Barat misalnya, anak-anak
harus berjalan kaki 1-2 jam sejauh hingga lebih dari 6 km melintasi hutan dan
menuruni bukit untuk mendapatkan pendidikan di sekolah setiap
hari. Kondisi sulit yang dihadapi anak diperbatasan juga dialami oleh para
guru, terutama para guru honorer yang kebanyakan honor komite. Para guru
tersebut banyak yang harus mengajar 2-3 kelas sekaligus.
Hal
ini karena kekurangan tenaga guru di sekolah perbatasan. Masyarakat
perbatasan melakukan aktivitas kesehariannya yang menyangkut sosial ekonomi
cenderung pergi ke Sarawak, daripada kenegara sendiri karena aksesnya lebih
dekat, mudah serta ketersediaan fasilitas transfortasi yang lebih gampang.
Kawasan perbatasan Indonesia - Malaysia terdapat lebih dari 50 ruas jalan
setapak yang menghubungkan lebih dari 55 desa di Kalimantan Barat dengan 32
kampung di Serawak. Kondisi kesejahteraan sosial, ekonomi, pendidikan dan
keterampilan hidup masyarakat perbatasan tertinggal dibanding dengan masyarakat
Serawak. Peningkatan kualitas pendidikan di perbatasan merupakan langkah
penting untuk mengokohkan sistem pertahanan nasional di beranda depan bangsa
melalui pendidikan dan budaya. Peningkatan akses pendidikan di perbatasan dapat
menghapus stigma kesenjangan politik nasional mengenai peningkatan sumber daya
dan infrastruktur; serta menjadikan warga di daerah perbatasan merasa menjadi
bagian dari negara kesatuan Indonesia. Solusi yang dapat diberikan dari
permasalahan di atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta
prestasi siswa.
Kondisi
tertingal dan terbelakang yang dialami oleh para siswa dan guru di
daerah-daerah perbatasan pada hakikatnya
merupakan daerah terdepan sebagai pintu gerbang untuk memasuki Indonesia.
Tentu saja menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mencari solusinya, agar
pendidikan di sana memiliki kualitas yang sederajad dengan daerah lain yang
letak geografisnya lebih menguntungkan. Pemerintah pusat, pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota kiranya perlu menaruh perhatian yang lebih besar
lagi terhadap pendidikan di kawasan tersebut. Kita patut khawatir terjadi dampak
buruk jika pendidikan di sana kurang diperhatikan, misalnya pengikisan nasionalisme
yang bukan tidak mungkin akan mengancam kedaulatan bangsa. Setidaknya
ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam membangun
pendidikan berkelanjutan di wilayah perbatasan. Pertama, membangun sarana
dan prasarana pendukung pendidikan, seperti memperbaiki gedung sekolah yang
sudah rusak dan fasilitas pembelajaran lainnya. Kedua, memenuhi kebutuhan guru.
Ketiga, meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan insentif yang layak,
selain gaji. Keempat membuka akses komunikasi yang layak, seperti penyediaan transportasi
yang memadai, dan komunikasi lisan yang dapat diakses melalui telepon
seluler/telepon kabel. Kelima, meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan-pelatihan
agar tercipta pembelajaran yang efektif. Keenam, mengembangkan kurikulum
yang berkearifan lokal, sehingga sesuai untuk diterapkan di daerah perbatasan.
Ketujuh, menuntaskan buta aksara. Dan kedelapan, batasi pembangunan unit sekolah
baru, cukup sekolah yang ada diberi asrama atau sekolah berasrama.
Potret kondisi di
lintas batas Kalimantan barat – serawak
Sd
perbatasan di kab. Sintang
Sd
di perbtasan kab.bengkayang
Sd
di perbatasan endikong kab.sanggau
Anak
sekolah yang berjalan kaki di siding kab. Sambas
Akses jalan yang
setiap hari di lalu oleh masyarakat di lintas batas
0 comments:
Post a Comment