Disisi lain, banyak pihak menduga adanya perusahaan yang membabat hutan hulu Sungai Jelai. Sehingga tidak ada lagi pohon-pohon yang menahan air hujan tersebut.
Kepala Desa Tanggerang, Basri menuturkan, penyebab banjir memang karena pada Senin (28/8) hingga Rabu (30/9) terjadi hujan besar selama 24 jam. Sehingga pada malamnya air sudah datang dengan cepat.
Menurutnya, banjir di Kecamatan Jelai Hulu bukan pertama kali, melainkan sudah yang kesekian kalinya. Namun diakuinya, banjir kali ini besar dan lain gerakannya.
“Dulu pernah juga terjadi banjir, namun tidak memakan kerugian materi, hanya terendam saja. Kalau sekarang posisinya beda. Sehingga menghanyutkan rumah warga,” kata Basri saat diwawancara, Minggu (3/9) di Posko Paroki Tanjung Desa Tanggerang.
Ia menduga, berbedanya banjir saat ini dari sebelumnya lantaran ada kemungkinan karena hutan di hulu Sungai Jelai sudah gundul dibabat perusahaan. Padahal, hutan tersebut menjadi kawah pertahanan air ketika musim hujan.
“Kini pohon-pohon penahan air tersebut tidak ada lagi. Sehingga ketika air hujan itu turun ke Kecamatan Jelai Hulu menjadi sangat deras. Terlebih banjir kali ini geraknya lain, dimana begitu cepat karena airnya sangat deras,” tutupnya.
0 comments:
Post a Comment